Manokwari, Papua Barat – www.unipa.ac.id. Setelah mencatatkan sejarah yang membanggakan pada perayaan Dies Natalis ke-25 tahun dengan meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia (MURI), Universitas Papua kini dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi yang dipercaya oleh dunia pendidikan nasional. Kepercayaan ini terwujud melalui salah satu akademisi, Dr. Keliopas Krey, yang ditunjuk oleh Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) sebagai pembina dan motivator utama bagi mahasiswa penerima Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIk) di Indonesia.
Dr. Krey, mantan Wakil Rektor UNIPA periode 2020-2024, dipercaya sebagai pembicara utama dalam rangkaian kegiatan pembinaan mahasiswa di berbagai kampus ternama di Indonesia. Materi yang berjudul “Strategi Meraih Prestasi Akademik Unggul dan Tepat Waktu Melalui Peningkatan Versi Terbaik Diri” diberikan oleh PPAPT untuk disampaikan kepada mahasiswa penerima ADIk di seluruh Indonesia.
Ia hadir di kampus-kampus ternama di Indonesia, seperti di Padang, Mataram, Manado, dan Kediri, untuk menyebarkan semangat dan inspirasi kepada generasi muda, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). “Saya mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi putra-putri Papua untuk menempuh pendidikan tinggi di kampus-kampus terbaik,” katanya. Ia juga menekankan bahwa peluang besar ini harus diimbangi dengan strategi belajar yang matang, disiplin yang tinggi, dan pengembangan diri yang menyeluruh. “Ini bukan soal kecerdasan, tetapi tentang bagaimana mengelola waktu, membentuk karakter, dan terus memperbaiki diri.”
Dr. Krey juga membagikan cerita tentang perjalanan hidupnya dari bangku SD hingga meraih gelar doktor. Dengan capaian prestasi ini, UNIPA semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu perguruan tinggi yang berdampak dari tanah Arfak untuk Indonesia, (m/i).
“Ilmu untuk Kemanusiaan.”
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul “Dr. Keliopas Krey jadi Motivator Nasional, Bakar Semangat Mahasiswa ADIk di Seluruh Indonesia.” Link: Tribun Papua Barat.
